Selasa, 28 Desember 2010

Keberhasilan Guru dalam Mengajar


A. Pengertian Keberhasilan Guru Mengajar
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dilakukan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan filsafatnya, suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila Tujuan Instruksional Khusus (TIK)nya dapat tercapai.
Tujuan pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam pengajarannya. Makin jelas rumusan tujuan, makin mudah menyususn rencana dan mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan guru.
Untuk mengetahui tercapai tidanya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan intruksional khusus (TIK) yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remidial bagi siswa yang belum berhasil.

B. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:
1.      Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2.      Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional (TIK) telah tercapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

C. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
1.      Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Kadangkala tujuan yang diinginkan oleg guru bertentangan dengan kegiatan belajar anak didik, kadangkala anak didik dalam proses belajar terkesan main-main dan banyak bersifat masa bodoh dan lain sebagainya.
Sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, maka guru selalu diharuskan merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), karena Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) suadah tersedia dalam GBPP.

2.       Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi, diantaranya:
  1. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakng kehidupan sebelum mereka menjadi guru.
  2. Pandangan guru terhadap peserta didik yang membedakan antar individu yang satu dengan yang lainnya, baik secara kecerdasan, ekonomi, dan sosial serta tingkah laku.
  3. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mangajar.

3.       Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah dan mengharapkan suatu ilmu pengetahuan. Tanggung jawab guru tidak hanya terhadap seorang anak, tetapi dalam jumlah yang cukup banyak. Anak yang dalam jumlah cukup banyak tersebut tentu saja mempunyai latar belakang yang berbeda baik itu tentang:
  1. Kehidupan keluarga (status ekonomi)
  2. Kepribadian (pendiam, periang, kreatif, suka bicara, keras kepala, manja, dan sebaginya).
  3. Intelektual (cerdas, sedang, dan tidak cerdas)
  4. Psikologis (struktur tubuh, gemuk, sedang, kurus, tinggi, dan pendek)
Dari perbedaam diatas mereka masing-masing berkumpul dalam satu kelas, maka dari itu gurulah yang mengelola dari berbagai jenis perbedaan tersebut dalam suatu kelas, ada juga sekelompok anak yang menyayangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran lain. Perilaku tersebut bermula dari sikap mereka karena minat yang lain. Perilaku tersebut bermula dari sikap mereka karena minat yang berlainan. Dengan demikian dapat diyakini bahwa anak didik  adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.

4.       Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajarn adalah terjadi interaksi antar guru dan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Dalam kegiatan belajar mengajar guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Maka pendekatan yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan anak didik yang bermacam-macam. Misalnya guru yang menggunakan pendekatan individual akan berbeda hasilnya dengan pendekatan kelompok. Yang mana pendekatan individual lebih menekankan kepada hal-hal persamaan dan perbedaan, dan pendekatan kelompok lebih menekankan kepada makhluk sosial. Perpaduan dari kedua pendekatan itu malah akan mengahasilkan belajar mengajar yang lebih baik.
Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar, maka dari itu guru tidak hanya menggunakan satu metode saja namun harus mepersiapkan metode-metode yang lain sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu.

5.      Bahan Evaluasi
Bahan evaluasi adala bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan bila tiba masa ulangan. Semua bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai  dalam jangka waktu tertentu, itu semua dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan item-item soal evaluasi.
Alat evaluasi yang umumnya digunakan adalah Benar-Salah (B-S), pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan essay. Masing-masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Contoh: evaluasi menggunakan Benar-Salah (B-S), sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan, kadangkala anak didik bingung dalam memilih jawaban tersebut. Anak didik mengambil alternatif dengan melakukan tindakan spekulasi, yakni mengambil keputusan sikap untung-untungan ketimbang tidak berisi.

6.      Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan guru, anak didik, kegiatan pengajarn, serta bahan evaluasi, faktor suasan evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Dalam hal ini ada beberapa hal yang menyebabkan suasana evaluasi dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, diantaranya:
a.       Jumlah dalam suatu kelas yang berbeda
b.      Sukap mental anak didik tidak semuanya dalam kondisi siap untuk berlaku jujur.
c.       Pengawasan guru yang kuang efektif, sehingga terjadi kerja sama, nyontek, dan membuka catatan kecil.
d.      Guru dengan sengaja memberikan peluang kepada anak didik membuka buku atau catatan untuk menjawab item-item soal.
Dari keenan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat kita analisis kembali bahwa seorang guru harus menyadari betul letak kelemahan dan kekurangan, baik itu peserta didik dan guru. Demi tercapainya keberhasilan pendidikan dalam proses belajar mengajar.

Referensi

Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Djamara, Syaiful Bahri dan Zaim, Azwan. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana Nana. 2003. Dasar-Dasar Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya



0 komentar:

 
Copyright sajuli_kaizen165 2010.
Converted To Blogger Template by Anshul .